Sabtu, 12 Desember 2009

Halaqoh: Sarana Transformasi Diri



Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Dahulu, saya kurang begitu mengerti dan paham apa yang dimaksud dengan halaqoh. Sampai pada akhirnya saya diperkenalkan dengan istilah tersebut  oleh kakak saya yang notabene adalah seorang aktivis dakwah kampus di salah satu universitas negeri di Jakarta. Berhubung kakak saya adalah seorang akhowat, sehingga proses halaqah pun tidak bisa di-handle secara langsung olehnya melainkan sengaja dipercayakan kepada temannya, Iwan Ridwan namanya. Ya, dialah murabbi pertama saya, seorang ustadz yang mengenalkan kepada saya apa itu halaqoh dan urgensinya. Sejak saat itulah, nuansa baru mulai terasa, sedikit-demi-sedikit mulai terasa berbeda, perbedaan menuju perbaikan tentunya. Hari-hari saya mulai terasa lebih berwarna dengan pancaran cahaya islam dan ketakwaan serta keimanan kepada Allah SWT dengan berbagai tausyiah dan pemahaman-pemahaman terkait keislaman dan ruang lingkupnya.

Saya mulai mengenal halaqoh sejak kelas 2 SMA, maklum disekolah saya memang tidak ada rohis karena background sekolah saya adalah sekolah islam alias Madrasah ‘Aliyyah sehingga tidak ada yang namanya mentoring ataupun sejenisnya. Dengan alasan semua materi keislaman sudah dipelajari dibeberapa mata pelajaran seperti Fiqh, Qur’an Hadits, Aqidah Akhlaq dan SKI (Sejarah Kebudayaan Islam). Selang beberapa tahun_kurang lebih 1,5 tahun_bersama bang Iwan_begitu saya memanggil beliau_banyak hal yang diajarkan dan menjadi pelajaran yang penting terkait halaqoh dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Karena menurut saya, halaqoh itu memang ilmu terapan bukan sekedar hafalan maupun pemahaman semata. Dari sini saya mulai membuka mata, hati dan bahkan fikiran, ternyata banyak sekali manfaat dari halaqoh itu sendiri. Mulai dari sarana silaturrahim, menimba ilmu bahkan sebagai sarana berbagi permasalahan diri. Alhamdulillah, manfaat ini dapat saya rasakan sampai saya kelas 3 dan bahkan proses halaqoh pun terus berlanjut hingga hampir menjelang kelulusan saya di SMA.

Fase-fase transisi dari SMA ketingkat Perguruan Tinggi mulai saya persiapkan, mulai dari persiapan menghadapi UAN sampai termasuk didalamnya ialah persiapan mengikuti berbagai macam tes masuk PTN. Berbagai macam ujian masuk saya ikuti, mulai dari SIMAK UI, UTUL UGM, BUD Depag ke ITB, PMDK UPI, PMDK UNJ dan terakhir USMI IPB. Tapi semuanya nihil, kecuali PMDK UNJ dan USMI IPB. Di UNJ sendiri ternyata ada tes lanjutan dari berkas-berkas calon mahasiswa yang lolos seleksi, sedangkan di IPB tidak. Akhirnya dengan pertimbangan matang saya putuskan untuk memilih IPB sebagai tempat transit saya untuk lebih dalam lagi menyelami samudera ilmu yang saya pilih selama beberapa tahun kedepan. Sejak saya tahu bahwa saya diterima di salah satu kampus terbaik negeri ini, yaitu IPB. Saya mulai mempersiapkan surat perpindahan halaqoh saya ke IPB atau sering disebut surat Mutasi itupun atas rekomendasi dari kaka kelas saya yang lebih dahulu melanjutkan studinya di IPB, ka Saiful Bahri namanya. Beliau adalah kakak kelas saya sewaktu di SMA, yang merupakan salah satu orang yang sedikit-banyak telah menginspirasi saya semasa disekolah. Ya, beliau adalah seorang siswa berprestasi dizamannya dengan segala keterbatasannya yang dimiliki. Seperti halnya pendatang baru di dunia yang baru, tentu pada awalnya saya tidak begitu mengerti apa itu surat Mutasi. Namun belakangan saya mulai mengerti ternyata surat itu merupakan surat “pindah tugas” saya sebagai calon kader dakwah dimasa yang akan datang. Berkat beliau pulalah saya dapat melanjutkan halaqoh ini sampai sekarang. Karena memang, yang namanya proses halaqoh itu tidak hanya sebagai program pendidikan karakter setahun dua tahun saja, tapi lebih dari itu. Karena yang namanya proses belajar dan mengajar, dididik dan mendidik itu merupakan kewajiban kita sebagai umat muslim dari sejak lahir sampai usia akhir.

Banyak manfaat halaqoh yang sudah saya rasakan. Baik dari segi pemikiran (Fikriyah) maupun kepribadian (Sakhsiyyah). Secara pemikiran, hal yang saya dapatkan diantaranya ialah meningkatnya tsaqofah islamiyah saya baik secara konvensional maupun kontemporal. Sedangkan dari segi kepribadian, yang saya dapatkan dari kegiatan halaqoh adalah terbentuknya suatu karakter kesolehan pribadi yang tercermin dari tutur kata, tingkah laku bahkan aktivitas-aktivitas kita sehari-hari yang sebisa mungkin didasarkan serta disesuaikan kepada syariat islam yang mengatur segala sendi kehidupan. Sehingga akan terbentuk suatu pola tingkah laku yang islami dan dapat memberikan teladan yang baik bagi diri sendiri, teman, keluarga, kerabat dan lebih luas lagi bagi lingkungan sekitar kita. Halaqoh bagi saya ibarat sebuah oase ditengah keringnya padang gurun keimanan. Oase iman diantara keringnya padang hedonisme yang membentang disetiap tempat sejauh mata memandang. Tentu semua itu hanyalah sebagai tolok ukur kemampuan kita dalam menyikapi dan memilah serta memilih mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang buruk untuk ditinggalkan.

Halaqoh bukan hanya semata-mata tempat pelarian saya dalam mencari perlindungan Allah dari segala godaan dan cobaan. Tapi lebih dari itu, disini saya dapat merasakan indahnya kebersaman, ukhuwah yang erat terjalin bersama kawan sesama ikhwan, ilmu dan pemahaman tentang keislaman serta tempat berbagi dan memecahkan segala permasalahan. Halaqoh yang saya temukan disini ibarat sebuah ‘Usrah atau keluarga. Ada fungsi saling menjaga, ada pula fungsi saling memiliki bahkan fungsi nasihat-menasihati. Fungsi menjaga tidak hanya sekedar menjaga sesama saudara dari segala mara bahaya, namun yang lebih mulia adalah menjaga aib sesama kita. Memiliki pun tidak hanya sekedar memiliki, saling melindungi menjadi kunci kuatnya rasa ini. Nasihat-menasihati menjadi sebuah habit yang sudah tertanam sejak diri ini mengenal halaqoh beserta urgensinya. Dari rasa inilah yang kemudian menjadi dasar atas kekuatan ukhuwah yang sudah terbina. Ibarat sebuah keluarga, disini saya dibina dan dididik untuk menjadi seorang muslim yang memiliki sakhsiyyah islamiyyah. Tanggungjawab sebagai sesama “keluarga” untuk saling menjaga dari “api neraka” menjadi tugas mulia dan utama, serta menjadi tantangan tersendiri dalam merajut dan memperkuat ikatan ukhuwah diantara kita. Sejauh ini, manfaat inilah yang saya rasakan dalam halaqoh. Pahit-manis ditanggung bersama, susah-senang dirasa bersama dan berat-ringan dipikul bersama. Itulah makna halaqoh yang saya dapat selama ini. Benar kata orang, 

“Tarbiyah (Halaqoh) bukanlah segala-galanya, tapi segala-galanya bisa bermula dari Tarbiyah.”

InsyaAllah..

Wallahua’lam bihsshowab.

Sabtu, 28 November 2009

Perbedaan Biji Gymnospermae Dan Angiospermae

Pengertian Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)

Secara harfiah Gymnospermae berarti gym = telanjang dan spermae = tumbuhan yang menghasilkan biji. Jadi, Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka.

Tumbuhan kelompok Gymnospermae mempunyai ciri, yaitu :
1.Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah.
2.Berakar tunggang.
3.Umumnya berupa pohon.
4.Mempunyai akar, batang, dan daun sejati.

Para ahli biologi menggolongkan Gymnospermae menjadi beberapa ordo dan divisio, yaitu :
1.Cycadales divisio Cycadophyta, contoh pakis haji (Cycas rumphii)
2.Ginkgoales divisio Ginkgophyta, contoh Ginkgo biloba
3.Coniferales divisio Pinophyta, contoh pinus, cemara, dan damar
4.Gnetales divisio Gnetophyta, contoh melinjo (Gnetum gnemon)

Berikut akan dijelaskan keempat golongan Gymnospermae:
1.Ordo Cycadales Divisio Cycadophyta
Tumbuhan yang termasuk dari Cycadales adalah pakis haji. Pakis haji berbentuk seperti kelapa sawit dan sering digunakan untuk tanaman hias. Jenis ini dapat ditemukan di daerah tropis dan subtropis.

Klasifikasi Pakis Haji
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Cycadophyta (sikad)
Kelas : Cycadopsida
Ordo : Cycadales
Familia : Cycadaceae
Genus : Cycas
Spesies : Cycas rumphii Miq

Adapun ciri-ciri umum dari ordo Cycadales adalah :
1.Berupa pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar.
2.Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan tanaman betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanman yang berbeda.

Anggota ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata-rata reproduksinya rendah. Dari 15-20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas jantan, hanya satu atau dua saja yang siap melepaskan serbuk sarinya. Strobilus jantan ini menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik untuk datang. Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembang biak. Pada saat yang sama, strobilus betina menghasilkan bau yang dapat mengusir serangga yang datang kepadanya. Setelah beberapa waktu, strobilus betina menghasilkan aroma yang justru menarik serangga yang berasal dari strobilus jantan. Sambil membawa mikrospora dari strobilus jantan, serangga tersebut menuju strobilus betina dan terjadilah polinasi.

2.Ordo Ginkgoales Divisio Ginkgophyta
Salah satu tumbuhan dalam ordo Ginggoales adalah Ginkgo biloba. Tanaman ini berasal dari Cina. Selain itu, spesies ini tercatat sebagai spesies pohon tertua di dunia. Selama 80 tahun spesies ini belum pernah berubah.

Klasifikasi Ginkgo biloba
Kingdom
: Plantae
Divisio : Ginkgophyta
Class : Ginkgoopsida
Ordo : Ginkgoales
Family : Ginkgoaceae
Genus : Ginkgo
Spesies : Ginkgo biloba

Ciri khas tanaman ini adalah mempunyai daun yang berbentuk seperti kapas dengan lebar 5 sampai 10 sentimeter dan tinggi batang mencapai 30 meter. Selain itu, daunnya juga ada yang berbentuk mirip daun paku kelompok suplir.

Manfaat dan kegunaan Ginkgo biloba:
1.Berfungsi sebagai antioksidan untuk menekan radikal bebas
2.Untuk meremajakan sel-sel otak yaitu dengan cara memulihkan reseptor-reseptor di dalam otak serta meningkatkan serotonin
3.Mempunyai kemampuan untuk memperbaiki peredaran darah
4.Dapat memacu produksi molekul energi ATP (adenosine triphosphate)

Ketika musim penyerbukan tiba, tanaman ini mengeluarkan bau yang kurang sedap dan dijauhi oleh manusia. Peluang agribisnis tanaman ini adalah di manfaatkan sebagai peneduh atau sebagai tanaman hias. Selain itu, tanaman ini juga di percaya sebagai tanaman obat Bronkhitis dan asma sejak 5000 tahun lalu di Cina.

3.Ordo Coniferales Divisio Pinophyta
Tumbuhan yang termasuk ordo Coniferales adalah pinus atau tusam (Pinus merkusii), damar (Agathis alba), dan cemara (Araucaria cunning hamii).

Klasifikasi Pinus
Kingdom : Plantae
Divisio : Coniferophyta
Class : Pinopsida
Ordo : Pinales
Family : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus montezumae Lambert.

Adapun ciri umum ordo Coniferales adalah tanaman berupa pohon, daun berbentuk jarum, serta ada yang berumah satu dan berumah dua. Pohon pinus dan cemara banyak hidup di Eropa bagian pegunungan. Di Eropa tanaman pinus dan cemara disebut evergreen, artinya daunnya tetap hijau sepanjang masa. Tumbuhan dari ordo ini banyak dimanfaatkan oleh manusia. Misalnya, batang pinus digunakan untuk bahan industri kertas dan korek api. Sedangkan damar digunakan untuk minyak terpentin dan obat-obatan. Selain itu, cemara juga dapat digunakan sebagai tanaman hias. Manfaat dan kegunaan tanaman tersebut merupakan peluang dalam agribisnis.

4.Ordo Gnetales Divisio Gnetophyta
Tumbuhan yang cukup dikenal dari ordo ini adalah melinjo atau tangkil (Gnetum gnemon). Melinjo banyak digunakan oleh orang Indonesia untuk sayur-sayuran dan emping.

Klasifikasi ilmiah Gnetum gnemon (Melinjo)
Kingdom : Plantae
Divisio : Gnetophyta
Class : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Family : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon

Anggota lainnya adalah Ephedra sp. dan Welwitschia sp. Genus Ephedra atau yang di kenal dengan nama ”Mormon tea” atau ”Ma Huang” mengandung zat ephedrin dan pseudo-ephedrin. Zat ini jika di minum dalam dosis rendah digunakan sebagai obat demam. Zat ini dapat pula mengemulsikan sistem syaraf pusat sehingga tidak jarang digunakan sebagai narkoba yang dikenal dengan herbal ectacy. Ephedra tumbuh di seluruh gurun di dunia.

Berbeda dengan Ephedra yang tumbuh di seluruh gurun dunia, Welwitschia hanya tumbuh di gurun Afrika. Pertumbuhan tumbuhan dengan daun berupa helai-helai yang besar dan panjang mirip gurita ini cukup lambat. Kebutuhan airnya sebagian besar dipenuhi melalui kabut.

Adapun ciri-ciri umum ordo Gnetales antara lain tanaman berupa pohon, daun lebar, dan mempunyai pertulangan menyirip bentuk daun buah melingkar atau berkarang, serta ada yang berumah satu dan berumah dua.

Secara umum Gymnospermae bermanfaat bagi kehidupan manusia. Di antaranya sebagai berikut :
1.Tanaman hias, misalnya cemara dan pakis haji.
2.Bahan industri, cat, dan obat-obatan, misalnya damar.
3.Bahan pembuat kertas dan korek api, misalnya pinus.
4.Sayur-mayur, misalnya melinjo.

Pengertian Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae)

Tumbuhan biji tertutup memiliki jumlah spesies lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan berbiji terbuka. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata angio = bunga dan spermae = tumbuhan berbiji. Tumbuhan ini memiliki bunga yang sesungguhnya yang terdiri dari mahkota bunga, kelopak bunga, putik, dan benang sari.

Secara umum, tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri yang sama dengan tumbuhan berbiji terbuka. Keunikan tumbuhan berbiji tertutup terletak pada bijinya yang tersusun oleh keping lembaga (Cotyledon). Keping lembaga pada tumbuhan berbiji tertutup membentuk dua kelompok tumbuhan, yaitu tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji berkeping dua (Dicotyledonae).

1.Tumbuhan Berkeping Tunggal (Monocotyledonae)
Monokotil disebut juga tumbuhan berkeping satu atau tunggal kerena memiliki biji yang berkecambah dengan satu daun lembaga.

Contoh tumbuhan monokotil adalah padi, gandum, dan jagung. Tumbuhan ini memiliki beberapa ciri, yaitu berakal serabut, batang memiliki ruas-ruas, pertulangan daun sejajar, jumlah mahkoa bunga atau kelopak adalah tiga atau kelipatannya, dan batangnya tidak bercabang-cabang.

Tumbuhan monokotil memiliki beberapa famili, diantaranya: famili pisang-pisangan (Musaceae), famili rumput-rumputan (Gramineae atau Poaceae), famili nanas-nanasan (Bromeliaceae), famili anggrek-anggrekan (Orchidaceae), famili jahe-jahean (Zingiberaceae), dan famili kelapa (Palmae).

2.Tumbuhan Berkeping Ganda (Dicotyledonae) 
Dikotil disebut juga tumbuhan berkeping dua atau ganda kerena memiliki biji yang berkecambah dengan dua keping daun lembaga.

Contoh tumbuhan dikotil adalah kacang tanah, mangga, durian, apel dan lain sebagainya. Ciri utama tumbuhan dikotil adalah memiliki dua daun lembaga (dua kotiledon), daun yang menyirip atau menjari, batang yang umumnya memiliki batang yang bercabang, bunga memiliki bagian-bagian kelipatan dua, empat atau lima dengan bentuk beraturan dan mencolok, memiliki jaringan pembuluh xilem dan floem pada batang dan akar tersusun dalam lingkaran dan memiliki cambium sehingga akar dan juga batang dapat bertumbuh besar, tidak memiliki tudung akar, pembuluh pengangkutnya teratur dan memiliki sistem akar tunggang.

Tumbuhan dikotil memiliki beberapa famili, diantaranya: famili polong-polongan (Leguminosae), famili jeruk-jerukan (Rutaceae), famili getah-getahan (Euhorbiaecae), famili jambu-jambuan (Mirtaceae), famili komposit (Composite), famili kapas-kapasan (Malvaceae), famili terong-terongan (Solanaceae).

Kamis, 01 Oktober 2009

Doa Seorang 'Alim



"Ya Allah, jangan pernah palingkan kami dari menuntut ilmu. kami tidak sanggup berjalan tanpa cahaya ilmu. penerang kehidupan kami, walaupun hanya secuil ilmu yang kami punya bila dibandingkan dengan ilmu-Mu yang maha luas.."

Minggu, 27 September 2009

Cermin Diri


Oleh Alm. KH Rahmat Abdullah

Orang-orang bijak pernah berpesan "Ma halaka ‘amruun arafa Qadra nafsihi" (Tak akan celaka orang yang kenal harkat dirinya). Telah banyak orang binasa karena terlalu tinggi memasang harga diatas realita dirinya. Banyak yang lenyap dari peredaran karena terlalu murah menghargai dirinya dengan waham ‘tawadhu’ atau perasaan tidak mampu dan tidak punya apa-apa. Selebihnya adalah jenis orang yang berjalan dalam tidur atau tidur sambil berjalan. Tepatnya pengigau berat. Ia tak pernah bisa menyadari dimana posisinya, apa yang terjadi di sekitarnya dan apa bahaya yang mengancam ummatnya.

Dalam kaitan sistem, baik ormas, partai atau pemerintahan kerap terjebak dalam waham-waham kekuasaan; berbahasa dan bertindak dengan pendekatan kekuasaan. Mereka yang ‘berkuasa’ merasa percaya diri, hanya karena secara de jure punya otoritas atas wilayah territorial, wilayah problematika dan wilayah sumber daya manusia. Bahwa wilayah ruhaniyah dan wilayah fikriyah tak dapat ditundukkan begitu saja oleh senjata, uang dan kedudukan, kerap luput dari renungan. Entah karena inikah ketika Allah mengaitkan keselamatan dunia dengan keberadaan Ulu Baqiyah (orang-orang yang potensial dipertahankan keberadaannya) dan mengemban misi ‘mencegah kerusakan di muka bumi’, justeru pada saat yang sama mereka yang (berbakat) zalim terus saja mengikuti kecenderungan hedonik mereka dan karenanya mereka menjadi durhaka (QS. 10:116).

Ghurur Hal terberat yang kau hadapi bukan keraguan, kebencian dan permusuhan orang yang tak mengenalmu. Sekeras apapun hati mereka, kekuatan Hidayah dapat menundukkan mereka kepada kebenaran da’wahmu, dengan idzin-Nya. Bila itu pun tidak, engkau tak akan dipersalahkan, karena tataranmu dakwah dan tataran-Nya hidayah. Cobaan berat, justru pada percaya diri yang tidak proporsional. Engkau nikmati benar sanjungan orang terhadap dirimu atau jamaahmu, padahal engkau sendiri jauh dari kepatutan itu. Malang nasibmu wahai orang yang percaya kepada kejahilan orang yang menyanjungmu, sedangkan engkau sangat terang melihat kekurangan dirimu. Mentalitas Qarun tersimpul dalam satu kalimat "Hadza Li" (Semua ini karyaku, karena aku, milikku).

Ketika arogansi mendominasi hubungan ‘yang adi daya’ dengan ‘yang tak berdaya’, maka yang pertama harus membayar ongkos yang sangat mahal; dari antipati sampai kutukan mereka yang tak berdaya. Berat menyadarkan orang yang otaknya berjelaga, egois dan hanya melihat apa yang mereka anggap hak, tanpa kesadaran seimbang akan kewajiban. Kepada mereka Imam Syafii menegaskan :

"Bila engkau mendekatiku, mendekat pula cintaku. Jika engkau menjauh, aku kan lebih jauh darimu. Dalam hidup masing-masing kita. Tak bergantung dengan saudara. Dan kita lebih tidak bergantung lagi bila tamat usia."

Orang yang mentah fikiran selalu mengandalkan sanjungan kosong, tak berbasis pada prestasi, atau mungkin mereka berprestasi, namun menganggap itu sebagai hal besar yang memungkinkan mereka memonopoli kebajikan. "Mereka membangkit-bangkit keislaman mereka (sebagai jasa) kepadamu. Katakan : ‘Janganlah kalian bangkit-bangkitkan kepadaku keislamanmu, akan tetapi Allah lah yang telah memberi karunia besar dengan membimbing kalian kepada Iman…" (QS. 49:17)

Sebelum bubarnya Uni Sovyet, ada dua spesies yang sangat dibenci rakyat; 1. Partai Komunis, 2. Etnik Rus. Yang pertama dibenci karena selalu ingin campur dalam segala urusan orang. Dari urusan menteri, tentara, pegawai negeri, isteri pegawai, anak pegawai sampai mimpi-mimpi rakyat. Yang kedua tak tahu diri sebagai mayoritas, bagaikan truk besar yang berlari kencang, anginnya mementalkan kendaraan-kendaraan kecil di tepi jalan.

Cermati bagaimana karakter kekuasaan itu tumbuh. Banyak orang yang berkuasa mengabaikan pengenalan wilayah-wilayah kekuasaan dengan segala karakternya. Pemerintah yang mempunyai otoritas memulainya dengan 3 wilayah: 1. Wilayah ardliyah (teritorial), 2. Wilayah insaniyah (kemanusiaan, SDM, rakyat), 3. Wilayah masailiyah (problematika). Dengan ketiga otoritas ini mereka dapat menggusur tanah rakyat, membagi HPH, menaikkan pajak, tarif, UMR, memainkan money politik, mencetak uang untuk kepentingan partai, membunuh karakter lawan politik dan memenjarakan mereka. Berapa lama mereka dapat berkuasa dengan tiga pilar ini? Entahlah, yang jelas telah bertumbangan begitu banyak rezim dengan begitu banyak dana, senjata dan tentara. Mereka melupakan 2 wilayah yang sebenarnya pagi-pagi harus sudah dikuasai, bahkan sebelum mereka menguasai wilayah-wilayah lainnya. Jauh sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, rumah-rumah disana sudah menaungi begitu banyak muslim.

Pada penghujung era Makkiyah, baiah Aqabah II telah menyuratkan pesan yang begitu kuat. "Kami siap melindungi Rasulullah SAW, sebagaimana kami melindungi anak-anak dan isteri-isteri kami". Madinah telah dikukuhkan menjadi bumi Islam sebelum para Muhajir berangkat kesana. Rasulullah sudah ditunggu dengan segala kerinduan, sebelum mereka melihat wajahnya. Da’wah Qur-an telah mengakar dalam wilayah ruhaniyah dan wilayah fikriyah mereka, dua wilayah yang pada saatnya melahirkan energi besar, mengalahkan semua penguasa yang hanya berpuas diri dengan tiga wilayah yang serba refleks, fenomenal dan efektif untuk waktu singkat.

Waham tak kalah beratnya beban mental orang yang sama sekali tak mampu memberikan kontribusi. Ia sendiri tak mampu membantu dirinya sendiri, bahkan dengan sekedar percaya dan menyadari bahwa dirinya dapat berperan. Paradigma "La syaia indi" (Saya tak punya apa-apa), telah banyak merugikan ummat. Dari sini orang berbuat, dari kontra produktif sampai amoral. Ia tak merasa ada kaitan sepak terjangnya dengan lingkungannya. Ia mampu melumuri citranya – sama seperti mereka yang over pede – tanpa cemas hal itu akan berdampak luas, bagi diri, keluarga dan lingkungannya. Mereka banyak memubadzirkan umur dan hidup tanpa program. Rendah diri dan karenanya tak jarang merawat hasad, dengki dan khianat.

Mereka dapat tampil dalam figur seorang alim, publik figur dan apa saja yang ‘mulia’, namun mengabaikan berkah amal jama’i, karena merasa ‘tak sebodoh’ komunitasnya atau lupa bahwa dirinya (dapat menjadi) besar di tengah mereka. Terkadang batas antara orang yang berlebihan percaya diri dengan yang sangat tak percaya diri, begitu sulit dibedakan. Kritik pedas bisa datang dari mereka yang gagal melaksanakan apa yang dikritiknya. Atau yang tak cukup punya keberanian berargumentasi karena kurang pedenya.

Marilah berjabat tangan, ayunkan langkah dengan yakin dan lengkapi kekurangan diri dengan kelebihan saudara atau sebaliknya menopang kelemahan mereka dengan kekuatan diri yang Allah amanahkan. Banyak orang bingung mencari lahan kerja dan lahan kerja Da’wah tak pernah tutup.

Dimana posisimu? Mungkin beberapa kalangan akan keberatan bila kukatakan engkau telah menyulam halaman da’wah di negeri ini dengan benang emas dan menyemaikan benih-benih berkah di lahan tandus, sehingga berubah menjadi ladang-ladang subur masa depan. Pohon keadilan, buah kemakmuran, bunga kesetaraan, ranah kesetiaan dan rumah kasih sayang. Bukan tujuanmu menciptakan iri. Ada yang begitu geram ketika hamba-hamba Allah perempuan keluar dari setiap gang dan kampus dengan jilbab mereka yang anggun dan IP mereka yang cemerleng. 20 tahun yang lalu harus keluar dari sekolah negeri yang dibangun dengan uang pajak mereka sendiri. Ya, kebangkitan memang bukan hanya sisi ini, namun banyak kebaikan tersimpulkan pada aspek ini. Intinya; Perubahan.

Dan hari ini puncak gunung es itu telah memperlihatkan dinamika besar kebangkitan, shahwah yang penuh berkah. Tauhid adalah sistem konstruksi terpadu yang meletakkan segalanya tepat pada tempat, peran dan kepatutannya. Intelektual adalah sistem pengapianmu yang tak pernah padam. Kader-kader yang selalu ikhlas berkorban adalah roda yang siap menjelajah medan-medan berat. Keulamaan adalah sistem kendali-mu yang tahu kapan harus berbelok, menanjak, menurun dan menerobos hutan belantara, padang tandus serta bebatuan. Yang tak bergaransi ialah kondisi jalan, bahkan sekali pun dengan rute yang jelas dan lurus, kendaraan yang teruji, kru yang jujur, pakar dan sabar.

Dari semua setting ini, tentukanlah dimana posisimu; penonton yang mencari hiburan, penunggu yang tak punya empati, atau pengharap kegagalan karena ada yang tak sejalan dengan persepsi mereka. Atau penuntun dan pengikut dengan pengenalan sistem navigasi yang akurat dan keyakinan yang mantap, bahwa laut tetap bergelombang dan di seberang ada pantai harapan.

World Clock